Harga Minyak Nilam Anjlok, PT Van Aroma Bungkam

JM.Net Kotamobagu — Sejak dua pekan terakhir, harga minyak nilam di Sulawesi Utara khususnya di Kota Kotamobagu dan Kabupaten Bolaang Mongondow anjlok.

Turunnya harga minyak nilam,
memunculkan berbagai spekulasi dari kalangan petani.

Para petani menduga, turunnya harga minyak nilam, karena adanya permainan harga yang dilakukan oleh salah satu perusahan PT Van Aroma yang menguasai jalur minyak atsiri tersebut.

PT Van Aroma sendiri merupakan salah satu pembeli minyak nilam terbesar di wilayah Sulawesi.
Sehingga petanu menduga, dengan muda kerap mempermainkan harga disaat musim panen.

“Dalam sehari harga minyak nilam turun. Dari 1.2 juta, turun  800 ribu rupiah dan saat ini tinggal 600 ribu rupiah perkilo,” kata Jafar salah satu petani nilam asal Kabupaten Bolmong.

Sebagai distributor, PT Van Aroma seharusnya tidak turun langsung. Namun kenyataannya, perusahan ini justru menyiapkan kaki tangan dengan memberi modal ke sejumlah tempat penyulingan sehingga lebih mudah memainkan harga yang rendah.

Perusahan ini juga memiliki banyak tempat penyulingan. Sehingga dengan muda mempermainkan harga pengambilan.

“Dulu kami tanam jagung, tapi karena banyak yang bilang nilam lebih untung, kami ikut tanam juga,” sambung pria paro baya ini.

Harapan para petani untuk mendapatkan harga yang tinggi, kini seketika berubah menjadi kekecewaan saat harga nilam turun drastis.

“Kami belum balik modal, tapi harga sudah jatuh. Kami bingung harus bagaimana,” tambahnya.

Meski begitu Ia tetap berharap harga nilam bisa kembali membaik sehingga minyak nilam bisa mendapatkan harga yang sesuai.

“Karena harga jatuh, sementara minyak nilam disimpan dulu. Nanti harga sudah membaik baru akan dijual,”ujarnya.

Penurunan harga minyak nilam tidak hanya berdampak pada pendapatan petani, tetapi juga pada keberlanjutan usaha pertanian dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah penurunan pendapatan. Harga jual yang rendah akan mengurangi pendapatan yang diterima oleh petani, yang kemudian berdampak pada daya beli dan kesejahteraan keluarga. Para petani nilam mungkin mengalami ketidakpastian ekonomi yang membuat mereka sulit untuk merencanakan investasi atau pengembangan usaha pertanian.

Kondisi ekonomi yang sulit dapat menyebabkan stres dan tekanan mental bagi petani, yang pada gilirannya dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental mereka yang pada gilirannya enggan lagi bertani nilam.

PT Van Aroma Bungkam

Tudingan atas anjloknya harga minyak nilam kembali tertuju ke PT Van Aroma yang berkantor di Kota Kotamobagu Sulawesi Utara.
Perusahan yang memiliki kantor pusat di Kabupaten Bogor Jawa Barat ini diketahui merupakan pembeli terbesar yang berfokus pada hasil bumi. Seperti minyak nilam, minyak daun cengkeh, minyak gagang cengkeh dan minyak pala.

Upaya konfirmasi yang dilakukan wartawan terkait tudingan dari para petani, belum digubris. Bahkan pihak PT Van Aroma sendiri masih bungkam dan belum mau memberikan tanggapan. (*)

Komentar Facebook

komentar

About Redaktur