Semarang – Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) melakukan pemantauan terkai dengan adakah dampak dari gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah ada tidaknya paparan radiasi berbahaya di lokasi.
Menurut Kepala Bapeten, Jazi Eko Istianto mengatakan dari hasil pemantauan di Palu dan Donggala, radiasi tidak terdeteksi karena alat pengasil zat radioaktif di sana tidak tersambung listrik. Alat penghasil radioaktif yang ada di sana juga hanya mesin X-ray di rumah sakit.
” Fasilitas yang ada hanya sinar X untuk radiologi. Kalau tidak dicolok sumber listrik, tidak ada zat radioaktif atau bahan nuklir,” kata Jazi dalam acara penganugerahan Bapeten Safety and Security Award (BSSA) di Novotel Semarang, Rabu (10/10/2018).
merek tidak hanya memantau di Palu dan Donggala tapi juga di Lombok yang sempat di guncang gempa berkekuatan 6,4 magnitudo akhir Juli 2018 lalu. Di sana juga tidak ditemukan adanya radiasi radioaktif.
” Di Lombok, rumah sakit memiliki X-ray saja. Sedangkan ada industri yang menggunakan zat radioaktif atau bahan nuklir sudah kita koordinasikan. Tidak ada sumber yang terbuka dari bungkusnya,” jelasnya.
(sumber Detik.com)